Showing posts with label sejarah. Show all posts
Showing posts with label sejarah. Show all posts

Tuesday, June 30, 2015

Membaca Seni Wali-wali Nusantara


Salah satu tradisi Islam Nusantara adalah menempatkan kesenian pada posisi yang mulia. Seni yang bersifat luhur, baik, dan ada rasa keadilannya. Dalam konteks ini, NU yang didirikan para ulama dibawah pimpinan KH Hasyim Asy’ari, tidak sekadar menempatkan kesenian secara fungsional, sebagai alat dakwah. Lebih dari itu, kesenian merupakan tanda dari pencapaian keber-islam-an seseorang atau masyarakat. Kesenian adalah perlambang kematangan ruhani umat manusia. Semakin rendah selera seni (art taste) sebuah masyarakat menunjukkan rendahnya tingkat spiritualitas masyarakat tersebut. Pandangan semacam ini khas pandangan, pedoman dan keyakinan (i’tiqad) Ahlusunnah Waljama’ah  (ASWAJA)mengenai kesenian. Imam Ghazali (wafat 1111 M) misalnya dalam magnum opusnya, Ihya’ Ulumuddien, menyebut orang Islam yang tidak bisa menikmati kesenian sebagai kelompok “yang kurang akal” (naaqishul ‘aql). Tatah atau alas dari pencerahan ruhani adalah kesenian, dalam istilah lain hanya kesenian yang mampu menampung bahasa ruhani sehingga sampai pada tataran kemanusiaan.

Dalam konteks Islam di Nusantara, bagaimana para wali menata ajaran Islam dalam bentuk kesenian, dari kesenian serius sampai yang populer. Dari sastra tinggi sampai sastra populer, dari musik klasik Jawa sampai lagu dolanan anak-anak, arsitektur, bahkan sampai kepada fashion, kuliner, dan lain-lain. Eksemplar (uswah hasanah) para Wali Jawa (Wali Songo) dalam bidang kesenian menunjukkan tingginya pencapian kehidupan umat Islam di Nusantara pada abad-15 Masehi dan sebelumnya. 

Jika menelisik pencapaian dalam bidang kesenian ini, maka argumen para peneliti asing tentang Islam Nusantara yang “berumur jagung”, yakni akhir abad 14 Masehi terasa janggal, tidak saja masalah kronologi sejarah tetapi juga tuduhan “ketidak autentikan” Islam Nusantara. 

Tingginya pencapaian keber-islam-an pada masa Wali-wali Nusantara (seperti Wali Songo) menjadi teladan bagi masyarakat islam (pesantren) sampai hari ini. Tidak seperti yang ditulis oleh para peneliti Barat, bahwa sejarah autentik keislaman masyarakat Jawa (Nusantara) dimulai pada abad-19 di Haramain (sekarang Saudi Arabia), bahwa keberadaan para ulama Jawa di Haramain (ashabul jaawi atau Java connections) merupakan fajar pemurnian dan pelurusan Islam Indonesia yang masih hijau. 

Bagi para ulama (golongannya yang nantinya mendirikan Nahdlatul Ulama) sendiri berbeda, justru mereka adalah pelanjut dari tradisi Islam Nusantara yang ditegakkan oleh para Wali Jawa dengan segala hambatan dan kekurangannya. Sikap rendah hati terhadap para pendahulu menjadi sumber kekuatan kaum tradisional Islam di Nusantara. Ulama Jawa akhir abad 19 menyadari bahwa pesantren sebagai pusat pengetahuan telah bergeser menjadi tempat menimba ilmu agama semata, ruang lingkup pesantren semakin sempit. Otoritas orang pesantren di bidang sastra Jawa (Jawa, Melayu, dll.) telah berpindah ke kelompok lain, estetika kesenian wali-wali nusantara semakin terbatas, bahkan tersingkirkan (hanya hadrah, qasidah, dan kaligrafi arab), jaringan islam (pesantren) Nusantara sudah terputus dengan jaringan politik, ekonomi, sejarah, budaya, tradisi, bahkan terhadap warisan leluhurnya sendiri. 

Maka, kita harus melakukan pembacaan ulang terhadap warisan dari para wali Nusantara, baik di bidang pengetahuan maupun kesenian secara menyeluruh tanpa harus tergantung dengan, dan hasil pandangan orang lain tentang Islam Nusantara. Islam Nusantara merupakan tetas-tetesan keluhuran dari mata air kewalian (walayah dalam bahasa Arab) yang sebagian besar berwujud dalam kesenian: baik itu seni rupa, seni sastra, seni tari, drama, seni musik, arsitektur, dan sebagainya. 

Keterkaitan antara dinamika dunia seni kontemporer hari ini dengan sejarah estetika seni yang dihasilkan wali-wali nusantara nyaris terputus. Dalam konteks hari ini pula, dengan menimbang segala perubahan dan dinamika dunia Islam, terutama dalam dinamika dunia kesenian itu sendiri, maka apa yang disebut dengan seni wali-wali Nusantara harus diapresiasi kembali (sekaligus sebagai media instrospeksi diri) untuk mendorong keterbukaan dan proses apropriasi menuju dialog tradisi keilmuan yang lebih konstruktif sebagai ikhtiar membangun nilai-nilai kebangsaan yang lebih jujur demi kemaslahatan bersama. Para kyai atau ulama Nahdlatul Ulama mendorong, membangun, dan menjaga kehidupan kebangsaan yang beragama di atas tiga sendi: keberagaman (taaddudiyah= pluralitas), kemoderatan (tawasuth), dan keadialan (taaddul). Kebaragaman termasuk meliputi keberagaman keyakinan, etnis, ras, dan sebagainya. NU sejak berdiri pada tahun 1926 M terlibat aktif melanjutkan gagasan kebangsaan para ulama di masa lalu yang mendorong sebuah Negara kebangsaan seperti terwujud sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Walaupun tumbuh sebagai kelompok mayoritas, NU tidak berminat mendirikan sebuah Negara agama (Negara Islam) seperti yang diinginkan (desiring) oleh kelompok lain di dalam postur kebangsaan Indonesia.

A.Anzieb & Hasan Basri

Tuesday, December 30, 2014

Perkembangan Ide Negara Hukum Klasik Sebagai Negara Ideal





 
A.    Ideal Negara Hukum sebagai suatu citra Negara  ( staatsidee )
 
·        Negara (bangsa) merupakan suatu bentuk kehidupan berkelompok yang besar dengan
jumlah anggota yang banyak sehingga dapat digolongkan ke dalam jenis secondary group.
 
·        Ada dua macam karakteristik  negara sebagai suatu bentuk pergaulan hidup yang tidak
Dimiliki oleh bentuk-bentuk pergaulan hidup lain yang bukan negara, yaitu sebagai berikut
1.     Negara memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dari pada bentuk-bentuk pergaulan hidup
lain yang bukan negara.
2.     Negara memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada bentuk-bentuk pergaulan hidup
lain yang bukan negara. 
 
·        Negara sebagai organisasimerupakan wadah bagi sekelompok manusiayang hidup ber-
Sama dalam suatu tahanan terorganisasi.
 
·        Dalam hal ini, cita negara diartikan sebagai  hakikat  negara yang paling dalam, yang dapat memberikan bentuk  pada negara atau menetapkan bentuk negara.
 
·        Cita negara merupakan cita yang bersifat kompleks karena meliputi berbagai macam cita
seperti:
1.     Cita negara kekuasaan
2.     Cita negara berdasarkan hukum
3.     Cita negara kerakyatan
4.     Cita negara kelas
5.     Cita negara liberal
6.     Cita negara totaliter kanan
7.     Cita negara totaliter kiri
8.     Cita negara kemakmuran 
 
·        cita negara hukumdapat disebut dengan ide negara hukum.
Ide negara hukum adalah gagasan mengenai suatu bentuk negara ideal yang selalu di idam-
idamkan oleh manusia agar diwujudkan dalam kenyataan, meskipun manusia selalu gagal mewujudkan gagasan dalam kehidupan rakyat.
 
 
B.     Ide Negara Hukum Klasik Menurut Plato
 
·        Ide negara hukum menurut plato mengandunggambaran suatu bentuk negara ideal.
 
·        Unsur esensial dalam suatu negara menurut pemikiran adalah kekeluargaan dan persaudaraan bukan kekuasaan.
 
·        Menurut palto, asal mula negara berupa keinginan dan kebutuhan manusia yg begitu
Banyak dan beraneka ragam.
 
·        Dalam gagasan negara Ideal plato, hukum tidak perlu diberlakukan terhadap penguasa
Karena penguasa adalah orang yang arif dan bijak serta menguasai pengetahuan pemerintah.
 
·        Gagasan plato yang terlalu Ideal menjadikan gagasan tersebut mustahil diwujudkan dalam kenyataan.
 
C.     Ide Negara Hukum Klasik Menurut Aristoteles
 
·        Tujuan negara adalah kebaikan bagi semua warga negara, ajaran mengenai negara ajaran bersifat organik.
 
·        Dalam pandangan Aristoteles , proses pembentukan negara dimulai dari pembentukan persekutuan
 
·        Tujuan negara untuk memberikan kabaikan tertinggi kepada warga negara , bentuk negara Ideal ditentukan berdasarkn keteria tertentu. Ada dua keteria yg di tetapkan kedua keteria tersebut:
A.    Jumlah orang yang memegang kekuasaan
B.     Tujuan pemerintah untuk kepentinganumum atau pribadi
 
·        Bentuk monarki merupakan bentuk negara Ideal, monarki dipimpin seorang filsuf-raja sabagai figur raja idaman, tidak ada figur penguasa lain yang lebih baik dari pada filsuf-raja.
 
·        Bentuk negara Ideal kedua yaitu aristokrasi. Dalam aristokrasi, negara dipimpin oleh sekelompok orang yang paling baik
·        Politea merupakan pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan seluruh
Warga negara.
·        Aristoteles merupakan filsuf terakhir yang membicarakan Ide negara hukum. Ide negara hukum tidak pernah lagi di perbincangkan selama berapa abad setelahnya.
 































































































































































































Tuesday, December 10, 2013

Kisah Patih Sampun Pemalang

Pertama mendengar nama Patih sampun itu berasal dari orang tua saya yang menceritakan bahwa kakek saya masih ada keturunan dengan patih sampun, sayapun terlena untuk seikit mencari tau tentang kisah adipati sampun ini, termasuk cerita cerita yang sedikit berkembang imasyarakat pemalang tentunya, dan inilah kisahnya.
Pati sampun adalah seorang orang yang di percaya Sakti dipemalang Dalam kepemimpinannya di Kadipaten Pemalang,Sang Adipati Anom (baru) mengadakan pertemuan dengan para Punggawa Kadipaten untuk membahas masalah pembangunan di Pemalang.untuk mempermudah hubungan dengan daerah-daerah di Pemalang kala itu, Adipati Pangeran Benowo memerintahkan kepada Patih Djiwonegoro untuk membangun dua jembatan di sungai banger dan di sungai Srengseng di Kebondalem.pada saat diberi mandat tugas tersebut,dengan spontan Patih Djiwonegoro menjawab "sampun dados (sudah jadi),kanjeng Adipati".

Monday, May 14, 2012

10 kota mati yang telah ditemukan.

Di bawah ini beberapa kota yang tidak berpenduduk sama sekali dikarenakan berbagai bencana sehingga kota tersebut di tinggalkan.

1.Kolmanskop


Kolmanskop adalah sebuah kota mati di selatan Namibia, beberapa kilometer dari pelabuhan Luderitz. Di tahun 1908 Luderitz mengalami demam berlian, dan orang-orang kemudian menuju ke padang pasir Namib untuk mendapatkan kekayaan dengan mudah. Dalam dua tahun terciptalah sebuah kota yang megah lengkap dengan segala prasarananya seperti kasino, sekolah, rumah sakit, juga dengan bangunan tempat tinggal yang eksklusif yang berdiri di lahan yang dulunya tandus dan merupakan padang pasir. Tetapi setelah perang dunia pertama, jual beli berlian menjadi terhenti, ini merupakan permulaan berakhirnya semuanya. Sepanjang tahun 1950 kota mulai ditinggalkan, pasir mulai meminta kembali apa yang menjadi miliknya. Papan metal yang kokoh roboh, kebun yang cantik dan jalanan yang rapi dikubur dibawah pasir, jendela dan pintu bergeretak pada setiap engselnya, kaca-kaca jendela terpecah membelalak seperti menunjukan kehancuran pada hamparan pasir yang menjulang. Quote: Sebuah kota mati baru telah dilahirkan, sampai saat ini masih nampak sepasang banguna yang berdiri, juga terdapat bangunan seperti sebuah teater masih dalam kondisi yang sangat baik, dan sisanya, rumah-rumah tersebut hancur digerus pasir dan menjadi deretan rumah-rumah hantu yang menakutkan.

2.Prypiat

Prypiat adalah sebuah kota besar di daerah terasing di Ukraina Utara, merupakan daerah perumahan para pekerja kawasan nuklir Chernobyl. Kawasan ini mati sejak terjadinya bencana nuklir Chernobyl yang menelan hampir 50.000 jiwa. Setelah kejadian, lokasi ini praktis seperti sebuah museum, menjadi bagian dari sejarah Soviet. Bangunan apartement, kolam renang, rumah sakit, dan banyak bangunan yang lain hancur. Dan semua isi yang terdapat dalam bangunan tersebut dibiarkan ada di dalamnya, seperti arsip, TV, mainan anak-anak, barang berharga, pakaian dan lain-lain semua seperti kebanyakan milik keluarga-keluarga pada umumnya.

Penduduk hanya boleh mengambil dokumen penting, buku dan pakaian yang tidak terkontaminasi oleh nuklir. Namun sejak abad 21, tidak lagi ada barang berharga yang tertinggal, bahkan tempat duduk dikamar kecilpun dibawa oleh para penjarah, banyak dari bangunan yang isinya dirampok dari tahun ke tahun. Bangunan yang tidak lagi terawat, dengan atap yang bocor, dan bagian dalam bangunan yang tergenang air di musim hujan, semakin membuat kota tersebut benar-benar menjadi kota mati. Kita bisa melihat pohon yang tumbuh di atap rumah, pohon yang tumbuh di dalam rumah. Para CoD 4 players pasti mengenali kota yg satu ini.

3.Sanz Hill


Disebelah Utara Taiwan, terdapat sebuah kampung yang futuristic, pada awalnya dibangun sebagai sebuah tempat peristirahatan yang mewah bagi kaum kaya. Bagaimanapun, setelah terjadi banyak kecelakaan yang fatal pada masa pembangunannya akhirnya proyek tersebut dihentikan. Setelah mengalami kesulitan dana dan kesulitan para pekerja yang mau mengerjakan proyek tersebut akhirnya pembangunan resort tersebut benar-benar dihentikan ditengah jalan. Desas-desus kemudian bermunculan, banyak yang bilang kawasan kampung tersebut menjadi tempat tinggal para hantu, dari mereka yang sudah meninggal.

4.Craco

Craco terletak didaerah Basilicata dan provinsi Matera sekitar 25 mil dari teluk Taranto. Kota pertengahan ini mempunyai area yang khas dengan dipenuhi bukit yang berombak-ombak dan hamparan pertanian gandum serta tanaman pertanian lainnya. Ditahun 1060 ketika kepemilikan lahan Craco dimiliki oleh uskup Arnaldo pimpinan keuskupan Tricarico. Hubungan yang berjalan lama dengan gereja membawa pengaruh yang banyak kepada seluruh penduduk. Di tahun 1891 populasi penduduk Craco lebih dari 2000 orang, waktu itu mereka banyak dilanda permasalahan social dan kemiskinan yang banyak membuat mereka putus asa, antara tahun 1892 dan 1922 sekitar 1300 orang pindah ke Amerika Utara. Kondisi pertanian yang buruk ditambah dengan bencana alam gempa bumi, tanah longsor serta peperangan inilah yang menyebabkan mereka bermigrasi massal.

Antara tahun 1959 dan 1972 Craco kembali diguncang gempa dan tanah longsor. Di tahun 1963 sisa penduduk sekitar 1300 orang akhirnya dipindahkan ke suatu lembah dekat Craco Peschiera, dan sampai sekarang Craco yang asli masih tertinggal dalam keadaan hancur dan menyisakan kebusukan sisa-sisa peninggalan penduduknya.

5.Oradour Sul Glane


Perkampungan kecil Oradour Sul Glane di Perancis menunjukan sebuah kondisi keadaan yang sangat mengerikan. Selama perang dunia ke II, 642 penduduk dibantai oleh tentara Jerman sebagai bentuk pembalasan atas terhadap perlakuan Perancis waktu itu. Jerman yang waktu itu sebenarnya berniat menyerang daerah di dekat Oradour Sul Glane tapi akhirnya mereka menyerang perkampungan kecil tersebut pada tanggal 10 Juni 1944. menurut kesaksian orang-orang yang selamat, penduduk laki-laki dimasukan kedalam sebuah gudang dan tentara jerman menembaki kaki mereka sehingga akhirnya mereka mati secara pelan-pelan. Wanita dan anak-anak yang dimasukan ke dalam gereja, akhirnya semua mati tertembak ketika mereka berusaha keluar dari dalam gereja. Kampung tersebut benar-benar dihancurkan tentara Jerman waktu itu. Dan sampai saat ini reruntuhan kampung tersebut masih berdiri dan menjadi saksi betapa kejamnya peristiwa yang terjadi saat itu.

6. GunkanJima

Pulau ini adalah salah satu dari 505 pulau tak berpenghuni di Nagasaki Daerah Administratsi Jepang, sekitar 15 kilometer dari Nagasaki. Pulau ini juga dikenal sebagai "Gunkan Jima" atau pulau kapal perang. Pada tahun 1890 ketika suatu perusahaan (Mitsubishi) membeli pulau tersebut dan memulai proyek untuk mendapatkan batubara dari dasar laut di sekitar pulau tersebut. Di tahun 1916 mereka membangun beton besar yang pertama di pulau tersebut, sebuah blok apartemen dibangun untuk para pekerja dan juga berfungsi untuk melindungi mereka dari angin topan.

Pada tahun 1959, populasi penduduk pulau tersebut membengkak, kepadatan penduduk waktu itu mencapai 835 orang per hektar untuk keseluruhan pulau (1.391 per hektar untuk daerah pusat pemukiman), sebuah populasi penduduk terpadat yang pernah terjadi di seluruh dunia. Ketika minyak tanah menggantikan batubara tahun 1960, tambang batu bara mulai ditutup, tidak terkecuali di Gunkan Jima, di tahun 1974 Mitsubishi secara resmi mengumumkan penutupan tambang tersebut, dan akhirnya mengosongkan pulau tersebut. Pada tahun 2003 pulau ini dimbil sebagai setting film "Battle Royal II" dan mengilhami sebuah game popular "Killer7".

7. Kadykchan

Kadykchan merupakan salah satu kota kecil di Rusia yang hancur saat runtuhnya Uni Soviet. Penduduk terpaksa berjuang untuk mendapatkan akses untuk memperoleh air, pelayanan kesehatan dan juga sekolah. Mereka harus keluar dari kota itu dalam jangka waktu 2 minggu, untuk menempati kota lain dan menempati rumah baru. Kota dengan penduduk sekitar 12.000 orang yang rata-rata sebagai penambang timah ini dikosongkan. Mereka meninggalkan rumah mereka dengan segala perabotannya. Jadi anda dapat menemukan mainan, buku, pakaian dan berbagai barang didalam kota yang kosong.

8. Kowloon


Kota besar Kowloon yang terletak di luar Hongkong, China. Dulunya diduduki oleh Jepang selama perang dunia II, yang kemudian diambil alih oleh penduduk liar setelah Jepang menyerah. Pemerintahan Inggris ingin China bertanggung jawab terhadap kota ini, karena kota tersebut menjadi kota yang tidak beraturan dan tidak taat pada hukum pemerintah. Populasi tidak terkendali, penduduk membangun koridor lybirint yang setinggi jalan yang penuh tersumbat oleh sampah, bangunan yang sangat tinggi sehingga membuat cahaya matahari tidak bisa menyinari. Seluruh kota disinari dengan neon. Kota tersebut penuh dengan rumah pelacuran, kasino, rumah madat dan obat bius dan kokain, banyak terdapat makanan-makanan dari daging anjing dan juga terdapat pabrik-pabrik rahasia yang tidak terganggu oleh otoritas.Keadaan ini akhirnya berakhir ketika di tahun 1993, diambil keputusan oleh pemerintah Inggris dan otoritas China untuk menghentikan semua itu.

9. Varosha

Varosha adalah sebuah daerah yang tidak diakui oleh republic Cyprus Utara. Sebelum tahun 1974 Turki menginvasi Cyprus, daerah ini merupakan daerah wisata modern di kota Famagusta. Pada tiga dekade terakhir, kota ini ditinggalkan dan menjadi kota mati. Di tahun 1970-an, kota ini menjadi kota tujuan wisata utama di Cyprus. Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para wisatawan, kota ini membangun berbagai bangunan mewah dan hotel. Ketika tentara Turki menguasai daerah tersebut, mereka menjaga dan memagari daerah tersebut, tidak boleh ada yang keluar masuk kota tersebut tanpa seijin dari tentara Turki dan tentara PBB. Rencana untuk kembali mengembalikan Varosha ke tangan kendali Yunani, namun rencana tersebut tidak pernah terwujud. Hampir selama 34 tahun kota tersebut dibiarkan dan tidak ada perbaikan. Perlahan bangunan-bangunan tersebut hancur, metal mulai berkarat, jedela pecah, dan akar-akar tumbuhan menembus dinding dan trotoar. Kura-kura bersarang di pantai yang ditinggalkan. Di tahun 2010 Pemerintahan Turki bermaksud untuk membuka kembali Varosha untuk para turis dan kota kembali bisa didiami dan akan menjadi salah satu kota yang paling berpengaruh di uatara pulau.

10. Agdam


Kota besar Agdam di Azerbaijan adalah salah satu kota besar yang populasi penduduknya mencapai 150.000 orang. Namun kemudian hilang setelah pada tahun 1993 sepanjang perang Nagorno Karabakh. Walaupun kota ini tidak secara langsung menjadi basis peperangan, namun kota ini tetap mendapatkan efek dari perang tersebut, dengan menjadi korban dari sikap para Armenians yang merusak kota tersebut. Bangunan-bangunan dirusak dan akhirnya ditinggalkan penghuninya, hanya menyisakan masjid-masjid yang masih utuh berdiri. Penduduk Agdam sendiri sudah berpindah ke area lain, seperti ke Iran.

Friday, December 30, 2011

Gatholoco dan Darmagandhul


HADIR dalam khazanah sastra Jawa klasik bergenre suluk, kemunculan Serat Gatholoco dan Darmagandhul senantiasa penuh kontroversi. Dikecam habis-habisan lantaran dianggap sebagai karya yang melanggar norma, dan tabu, tapi sekaligus diburu meski hingga kini permanen menjadi karya bawah tanah. Benarkah kedua karya itu menampik asas etis dan estetis? Dimana letak ketabuannya ?
Ditulis dalam bentuk tembang macapat, Gatholoco banyak mengungkap ajaran tasawuf atau mistik. Pada bagian awal dijelaskan, karya ini ditulis pada hari Senin Pahing, 8 Jumadilawal 1962 Jawa. Teks menceritakan tentang sosok Gatholoco dan ngelmu-nya. Gatholoco adalah sosok yang “warnine tan kaprah janmi/ wandane apan bungkik/ kulite besisik iku/ kelawan tanpa netra/ tanpa irung tanpa kuping/ remenane anendra sadina-dina/ .
Tokoh Gatholoco digambarkan sebagai seorang anak raja Suksmawisesa dari kerajaan Jajarginawe yang berparas jelek sekali. Ia mempunyai seorang hamba yang sangat setia, bernama Darmagandhul yang tidak kalah jeleknya dari dirinya. Gatholoco disuruh bertapa oleh ayahnya agar ia menjadi orang yang sangat pandai berdebat, pandai tulis-menulis, dan pandai berhitung tanpa guru. Kelak ia akan mendapat lawan tangguh dalam berdebat mengenai kawruh kasunyatan “ Ilmu Sejati “ yang bernama Dewi Perjiwati.
Diceritakan tentang tiga orang guru mengaji, yaitu Abduljabar, Abdulmanab, Abdulgharib.Ketiganya amat fasih dalam membaca Al Quran, Fikih dan Nahwu. Mereka berjumpa dengan Gatholoco dalam perjalanan sewaktu mencari lawan berdebat tentang ilmu yang dikuasinya. Terjadilah perdebatan antara ketiga guru mengaji tersebut dengan Gatholoco. Perdebatan meliputi tentang arti orang yang memiliki ilmu, haram, atau najis dan arti halal. Gatholoco memenangkan perdebatan dan akhirnya mengajak mereka berteka-teki.
Teka-teki Gatholoco mengenai : wayang, dalang, blencong, dan kelir. Dari keempat itu manakah yang lebih tua ? perdebatan dimenangkan oleh Gatholoco. Ia menerangkan juga tentang hakikat : wayang, dalang, kelir, blencong dan gamelan. Ketiga guru mengaji itu akhirnya meninggalkan Gatholoco dan menuju Cepekan. Di Cepekan terdapat tiga orang guru mengaji, yaitu : Kasan Mustahal, Kasan Besari, dan Ki Duljalal. Mereka ini didatangi oleh ketiga ketiga orang guru mengaji yang kalah berdebat dengan Gatholoco. Mereka menceritakan tentang kekalahan dalam perdebatan. Gatholoco dicari dan diajaknya ke Pondok Cepekan untuk diajak berdebat tentang ilmu sejati. Perdebatan antara Gatholoco dengan ketiga orang guru mengaji di Pondok Cepekan berlanjut. Akhirnya dimenangkan oleh Gatholoco, karena mereka kalah, maka diusirlah Gatholoco dari pondok tersebut. Pada mulanya Gatholoco tidak mau pergi kalau tidak diberi uang. Akhirnya, ia meninggalkan pondok tersebut untuk melanjutkan pengembaraannya.
Perjalanan Gatholoco sampai di gunung Endragiri dan bertemu dengan seorang pertapa yang bernama Dewi Perjiwati yang di dampingi oleh para emban dan cantriknya. Sebelum bertemu dengan Dewi Perjiwati terpaksa harus menghadapi para emban dan cantriknya yang mendampinginya. Para emban dan cantrik tersebut memberikan teka-teki untuk dijawab oleh Gatholoco. Ternyata teka-teki yang diberikan dapat dijawab oleh Gatholoco dengan baik, kemudian Gatholoco dapat bertemu dengan Dewi Perjiwati, maka terjadilah tanya jawab. Pertanyaan yang diajukan oleh Dewi Perjiwati adalah tentang arti kalimah Sahadat, arti pria-wanita dan suaimi istri. Apabila Gatholoco dapat menebak dengan betul maka sebagai imbalannya adalah Dewi Perjiwati bersedia menjadi istrinya. Ternyata Gatholoco dapat memenangkan perdebatan tersebut sehingga Dewi Perjiwati terpaksa mau menjadi istri Gatholoco walaupun dengan berat hati. Para emban dan cantrik memberikan saran agar Gatholoco diajaknya masuk ke gua, setelah sampai di dalamnya maka pintu gua segera ditutup.
Darmagandhul, hamba setia Gatholoco memperingatkan tetapi tidak dihiraukan , ia mengalami pingsan di dalam gua. Setelah sampai diluar ia baru sadar bahwa telah terjebak oleh tipu Dewi Perjiwati. Karena merasa terjebak, maka Gatholoco merasa malu, akhirnya ia masuk kembali ingin berperang dengan Dewi Perjiwati. Keduanya ternyara sama-sama sakti dan tidak ada yang menyerah. Tidak lama kemudian lahirlah seorang bayi dari rahim Dewi Perjiwati, baik Dewi Perjiwati maupun Gatholoco sangat sayang melihat anak tersebut. Ia bertanya kepada Dewi Perjiwati, sebetulnya anak siapakah bayi itu ? dijawabnya. Ia adalah anak dari Gatholoco sendiri. Anak tersebut kelak diberi ajaran tentang rukun Islam.
Darmagandhul juga bermetrum macapat dan berisi ajaran tasawuf atau mistik. Suluk ini ditulis oleh Ki Kalamwadi, Sabtu Legi, 23 Ruwah 1830 Jawa. Ajaran dituangkan dalam dialog antara Ki Kalamwadi dan Darmagandhul lewat cerita kejatuhan Majapahit karena serangan tentara Demak Bintara dan para wali. Diceritakan tentang upaya para wali memprovokasi Patah agar merebut takhta ayahandanya, Prabu Brawijaya, di Majapahit.
Dialog antara Sunan Benang dan Butalocaya, tetua lelembut yang merupakan bekas murid Jayabaya, dikemukakan secara panjang lebar dalam teks ini. Akhir perdebatan, Sunan Benang mengakui bahwa dirinya kalah kawruh dan kalah nalar dari Buta Locaya. Ditampilkan pula dialog antara Sunan Kalijaga dan Barawijaya sebelum raja tua itu masuk Islam. Juga Sabdopalon yang muksa setelah tuannya mengucapkan syahadat.
Kalamwadi juga menyampaikan ajaran kepada istrinya, Perjiwati, mengenai keutamaan dalam hidup dan ajaran perkawinan. Diuraikan pula mengenai empat kemuliaan, yaitu kemuliaan yang lahir dari diri sendiri, yang lahir dari harta benda pemilik, kemuliaan karena kepandaiannya, dan kemuliaan karena pengetahuannya.
Dalam perjalanannya, kedua karya itu telah mendapatkan sambutan yang terbilang luar biasa, baik lewat penolakan maupun resepsi secara kritis dan kreatif. Bentuk prosanya dalam bahasa Jawa ngoko pun ada, sebagaimana yang diterbitkan toko buku Sadu Budi, Solo (1961) dan dicetak beberapa kali. Malahan dalam sandiwara tradisional, ketoprak contohnya, ada pula lakon yang dapat dilacak sebagai cerita yang berhipogram pada Serat Darmagandhul.
Namun sebagaimana karya “nakal” lain, keduanya tak luput dari penolakan. Sebagaimana yang dicatat oleh Benedict ROG Anderson (2000), kehadiran kedua karya tersebut diprotes hingga berbuntut pelarangan.
Benarkah Darmagandhul dan Gatholoco hadir sebagai karya yang menampik asas etis dan estetis? Agaknya kita tak bisa terburu-buru untuk mengatakan “iya”. “Bagaimana bisa dikatakan kedua karya itu menampik asas estetis jika justru dibuat dalam bentuk tembang, yang tidaklah gampang menuliskannya karenan keketatan konvensi,” kata Pemimpin Redaksi Majalah Kebudayaan Basis Dr Sindhunata.
Sindhunata pun mengatakan, sebagaimana jamak terjadi pada agama-agama lain, Serat Gatholoco dan Darmagandhul hadir untuk mengajak agama yang lebih sering tampil dalam wajah yang formal dan kaku menjadi lebih manusiawi dan mencair. “Bukankah Tuhan juga dapat ditemukan dalam lumpur, pada sesuatu yang sering kita anggap hina,” katanya.
Dosen Fakultas Ushuludin IAIN Walisongo Semarang Dr Suhandjati Sukri mengatakan, sepintas memang ada unsur-unsur yang menjelekkan Islam. “Meski saya menduga karya tersebut sangat dipengaruhi oleh paham sinkretisme dan mistitisme, untuk memahami secara menyeluruh karya tersebut harus diakukan analisis secara hermenuitik. 
Harus disingkap konteks sosisokultural ketika karya itu diciptakan,” kata penulis disertasi mengenai Serat Sasanasunu itu.
Adapun menurut pendapat pakar filsafat Timur Dr Damardjati Supadjar, kedua serat tersebut bukan untuk memuja seks, melainkan untuk menunjukkan bahwa ujian syariat terberat adalah seks. “Hanya mereka yang lulus dari ujian ‘mekakah’, yang makin jelas bentang kebenaran yang mengatasi suang dan waktu, yang bisa melakukan transformasi ke tarikat, apalagi menuju hakikat,” kata penulis buku Nawangsari (1999) itu.
Apa yang dikemukakan oleh Sindhunata, Sri Suhandjati, dan Damardjati tentu saja hanya sebagaian kecil dari bidikan terhadap kedua teks tersebut. Untuk melakukan bidikan yang lebih tepat dan menghadirkan potret yang menyeluruh, tentu saja harus dilakukan kajian secara menyeluruh pula. Namun simpulan Anderson kiranya cukup untuk membantu menuju pemahaman terhadap kedua karya tersebut.
Anderson mengemukakan, sikap dan sifat-sifat dasar Suluk Gatholoco paling baik dipahami jika dijajarkan dengan Centhini. Pertama, orang menengarai kontras antara kedua pahlawan. Seh Amongraga adalah seorang yang toleran, teladan yang lembut, dari priayi Jawa masa silam. Hal yang sebaliknya ada pada Gatholoco; tak cocok dengan model tradisional pahlawan Jawa (kesatria petarung yang anggun, pendeta resi yang pertapa, wali muslim ataupun raja yang lurus). Kedua, Gatholoco dan penciptanya sama sekali tak berminat dalam daftar dan keberagaman ajaran yang mereka tampilkan. Hanya ada satu pengetahuan yang dianggap penting -pengetahuan mistis tentang lelaki sejati- dan Gatholoco memaparkan kerumitannya dan mempertahankannya dengan penuh kemarahan dan kasar, kebijaksanaan yang sangat liar dan urakan. Ketiga, Gatholoco hanya memiliki satu perempuan patner seksual, dan dia berhubungan dengan cara yang paling kasar, bahkan brutal.
“Gatholoco dan Darmagandhul menjalani pengelanaan mereka dengan penuh sendirian. Panggung dibentuk dalam suasana ini, Jawa menjadi tampak seperti bentangan surealistik yang di dalamnya penanda-penanda suatu kawasan hanyalah sarang candu, gua, gunung, dan pesantren. Suatu bentang alam yang terbayangkan, bukan yang diidealisasikan,” jelas Anderson.
Kiranya Gatholoco dan Darmagandhul pantas untuk ditempatkan sebagai ekspresi sebuah kehendak lain, cita-cita, keyakinan, dan imajinasi lain untuk mempertanyakan sekaligus menginterupsi sesuatu berwajah formal dan tidak bisa dicemooh.
sumber;